Panduan Mengatasi Dehidrasi dan Heat Stroke Selama Ibadah Haji di Mekkah

urbanfolknews.com Ibadah haji, bukan hanya perjalanan spiritual. Melainkan juga perjuangan fisik dan mental. Bagaimana tidak, mayoritas calon jamaah haji asal Indonesia berusia lansia dengan berbagai penyakit bawaan. 

Mereka harus berjalan puluhan kilometer per hari di bawah suhu ekstrim mencapai 51°C selama 6 hari perjalanan suci. Jauh melampaui suhu rata-rata di Nusantara yang hanya mencapai  27,5 °C. Dehidrasi dan heat stroke nyata di depan mata. 

Data U’s Copernicus Climate Change Service (C3S) dalam Reuters bahwa di tahun 2024 merupakan tahun terpanas. Melebihi suhu global rata-rata melebihi 1,5 derajat Celcius. Cuaca ekstrim mempengaruhi seluruh dunia terutama Arab Saudi yang menghasilkan gelombang panas. Suhu tinggi diperkirakan akan bertahan hingga beberapa bulan pertama tahun 2025. 

Pemerintah Arab Saudi memang telah mengimbau jemaah menggunakan perusahaan travel haji yang mengakomodasi transportasi yang menghindari sengatan sinar matahari langsung. 

Pendingin ruangan raksasa dan teknologi pemurnian udara sinar violet di Masjidil Haram pun telah dipasang. Tenda-tenda bagi jemaah yang memiliki visa haji di Arafah dan Mina pun dilengkapi penyejuk udara.

Meski demikian, ada beberapa langkah mitigasi lain yang bisa dilakukan oleh jamaah haji asal Indonesia. 

Dokter Ahli Muda dan Petugas Kesehatan Haji Kalimantan Timur 2023-2024 Zulhijrian Noor memberikan tips untuk terhindar dari dehidrasi.. 

Pertama, ia menganjurkan selalu minum air putih tiap jam. Jangan menunggu haus. Ia juga menyarankan membawa oralit sebagai pengganti cairan tubuh terutama di saat terik matahari di Arab Saudi. 

“Selalu cukupi asupan cairan dalam tubuh mulai dalam pesawat, keberangkatan sampai kepulangan,” katanya kepada urbanfolknews.com. 

Zulhijrian pun tetap menganjurkan rutin minum air. Bahkan di ruang berpendingin suhu atau AC. 

“Meskipun di dalam pesawat itu juga sebenarnya wajib minum. Karena AC itu bisa bikin kulit itu kering, yang akan dehidrasi.” ujar Zulhijrian membagi pengalaman menolong jamaah haji menderita dehidrasi di pesawat beberapa tahun lalu. 

Untuk heatstroke, Zulhijrian menyarankan selalu memakai alat pelindung diri. Seperti payung, masker kain dibasahi, kacamata hitam, pelembab dan minum air. Ini terutama ketika aktivitas haji di luar ruangan. 

Penulis : Haeda Dyah Masna Ramadani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top