urbanfolknews.com Keuntungan perempuan berparas menawan telah dirasakan sejak usia dini. Kondisi itu berdampak terhadap pasar tenaga kerja dan pasar pernikahan. Situasi ini yang kemudian menguatkan istilah “Beauty Priviledge” atau “Beauty Premium”. Namun, ada sejumlah faktor lain yang menjadi pertimbangan mengapa perempuan lebih bisa mendapat cuan.
Octafia dan Setyonaluri dalam studinya berjudul ”Beauty Premium of Working Women in Urban Indonesia” menemukan hal menarik.
Perempuan urban cantik dengan kosmetik mendapatkan pendapatan 19 % lebih tinggi dibandingkan rekan kerja yang merasa dirinya tidak menarik.
Namun, penelitian tahun 2018 yang dipublikasi tahun 2022 juga menemukan, bahwa kecantikan tanpa penggunaan kosmetik tidak berdampak terhadap pendapatan.
Penelitian ini memang masih memiliki bias. Sebab, ada minimum skor bagi responden dan penilaian kecantikan bagi responden. Bias lain tentang terbatasnya interpretasi hasil dari tata rias. Sederhananya, kecantikan bersifat subjektif.
Meski demikian, dalam studi tersebut, para responden memiliki berbagai perbedaan pandangan tentang seperti apa perempuan cantik dan menarik tersebut.
71,9 % responden perempuan menganggap dirinya menarik saat menggunakan riasan. Sementara, 48,8 % responden merasa daya tarik mereka menurun jika tidak menggunakan makeup. Studi tersebut juga menyebut, 68,5 % persen perempuan menggunakan riasan untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Riset daring dengan responden berbagai latar belakang usia, status pekerjaan dan pernikahan tersebar di berbagai kota di Indonesia itu juga menemukan hal menarik lainnya.
Yakni, pendapatan berasosiasi dengan daya tarik jika perempuan tersebut menggunakan riasan. Sementara, daya tarik tanpa riasan tidak signifikan mempengaruhi pendapatan.
Sehingga, penelitian ini menemukan indikasi bahwa kecantikan premium dihasilkan melalui perawatan diri. Bukan daya tarik fisik.
Pendapat mengenai riasan yang membuat orang lebih percaya diri, merasa dirinya mempesona dan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang lebih tinggi juga ditemukan dalam literatur lainnya. Yakni, studi Von Bose tahun 2013 berjudul The economics of beautification and beauty.
Studi dengan hasil serupa juga pernah dilakukan oleh Póvoa dan rekannya di tahun 2020 di Amerika Serikat.
Mereka membuat eksperimen permainan kepercayaan. Melibatkan seorang perempuan dan sejumlah laki-laki.
Peneliti ingin melihat seberapa percaya dan banyak uang yang diberikan laki-laki kepada perempuan yang sama dalam kondisi dengan dan tanpa menggunakan riasan make up artist professional.
Hasilnya, perempuan yang memakai makeup lebih banyak mendapat uang dari responden lelaki ketimbang yang tidak memakai riasan.
Penulis : Haeda Masna Rahmadani
Referensi
Bose, von. (2013, May). The economics of beautification and beauty. Utexas.edu. https://repositories.lib.utexas.edu/items/a8a02358-02b6-42fa-9fab-a2c0f53a4d84
Octafia, T. P., & Setyonaluri, D. (2022). Beauty Premium of Working Women in Urban Indonesia. Makara Human Behavior Studies in Asia, 26(2), 85–94. https://doi.org/10.7454/hubs.asia.1060322
Póvoa, A. C. S., Pech, W., Viacava, J. J. C., & Schwartz, M. T. (2020). Is the beauty premium accessible to all? An experimental analysis. Journal of Economic Psychology, 78(102252), 1–12. https://doi.org/10.1016/j.joep.2020.102252